Jumat, 09 Oktober 2015

PACARAN setelah MENIKAH


Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah

Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam Islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920.)

Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.”
Cinta sejati akan ditemui dalam pernikahan yang dilandasi oleh rasa cinta pada-Nya. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua untuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Allahumma inna nas’aluka ’ilman nafi’a wa rizqon thoyyiban wa ’amalan mutaqobbbalan.

pacaran-setelah-menikah-bydanang.jpg

Keuntungan dengan adanya TA'ARUF

  1. Dengan Mengikuti Ta’aruf Perjalanan Cinta Kalian Akan Lebih Ter Arah.

Ta’aruf itu bertujuan mengenal calon suami / istri dengan harapan ketika ada kecocokan keduanya bisa langsung membicarakan tentang kelanjutan dengan pernikahan. Walau begitu dengan ta’aruf ini tentunya harus melibatkan orang tua atau orang yang dekat dengan kalian atau pun bisa dengan yang lain. Jadi di saat kalian mulai bersedia melakukan ta’aruf, calon pasangan kalian jelas sudah tahu dengan maksudmu ingin menikah, entah cepat atau lambat.
Dengan keseriusan kedua pihak yang bersangkutan. Kalian tidak perlu lagi mengkhawatirkan pertanyaan “Mau Di Bawa Kemana Hubungan Kalian?”. Karena sudah jelas kalau hubungan kalian kedepannya harus di pastikan secepatnya.

        2.terhindar dari bentuk php 
 
Saat dalam proses ta’aruf mengalami tidak kecocokan, salah satu pihak bisa menyatakan ketidak cocokan yang telah ada, dan dalam proses stop ini harus dengan cara yang baik dan menyebutkan alasan nya. Dengan demikian tidak ada kata PHP karena kalian sudah di beri alasan yang tepat dari lawan pihak kalian. Jadi, kalau oke, ayo nikah. Kalau enggag, cari yang lain.

        3. Proses Saling Mengenal Menjadi Apa Adanya dan Lebih Jujur.

Tidak jarang kebanyakan orang ketika sedang PDKT kepada orang yang akan di dekati selalu menunjukkan kesan yang baik. Agar terlihat baik. Beda hal nya dengan ta’aruf, kalian tidak selalu bisa menyembunyikan keburukanmu dan menampilkan kebaikanmu. Karena di saat kalian ta’aruf dan bertukar informasi tentang kalian. Proses ta’aruf melibatkan orang terdekat kalian atau orang terdekat pihak selain kalian. Jadi, jelas kalian tidak bisa cari muka.

        4. Apabila ta'aruf gagal
Bukan berarti kalian tidak jodoh yah, apabila kalian gagal pada saat berta’aruf. Ini menandakan bahwa allah akan membuat keputusan yang lebih baik di banding bersama dengan orang yang akan kalian pilih. Karena ta’aruf ini bersifat sebentar dan tidak lama kalian tidak akan merasakan patah hati. Dan ta’aruf itu cenderung di rahasiakan dalam prosesnya, jadi pada saat proses ta’aruf itu gagal kalian tidak akan merasakan malu, karena yang tahu hanyalah keluarga yang bersangkutan saja. Sebab keluarga yang akan bersangkutan juga pasti akan menjaga rahasiamu.

       5.Visi yang sama 

Setelah menikah, perjalanan cinta kalian yang sebenarnya akan mulai berjalan. Tentu saja, kalian bisa memulai pacaran setelah menikah. Kalian bisa lebih bebas mau ngapain aja, juga tidak ada yang melarang. Juga tidak menghasilkan dosa malah akan menambah pahala. Dengan ta’aruf pula, membuat kalian lebih percaya, tuhan pasti sudah menyiapkan jodoh yang terbaik buat kalian.

TA'ARUF

Taaruf 

adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita katakan berkenalan dengan menatap muka, atau bertandang ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Boleh juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh

Taaruf boleh juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jinjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenali.

Sebagai saranan yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeza dengan berpacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbezaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Bagaimana Proses taaruf ??

Dalam  ta’aruf dengan calon pasangan, pihak lelaki dan wanita boleh bertanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi,taaruf bukanlah bermesraan berdua,tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkn sebuah perjalanan panjang berdua.

Apa Tujuan taaruf ??

Taaruf adalah media syar`i yg dpt dgunakn tuk mlakukn pgenaln trhadap calon psangn.Misalnya masalah kecantikn calon istri,dbolehkn tuk mlihat langsung wajahnya dg cara yg sksama,bkn cuma skdar curi2 pndang atau melihat gambarnya. Justeru[Islam] tlah mmrintahkn seorang calon suami tuk mndtangi calon istrinya scara langsung face to face, bkn mlalui media [foto][lukisan]tw[video]
Krna pd hkikatnya wajah seorang wanita tu bkn aurat,jd tak da slahny tuk dilhat.

Devina Sutisna's Blog



PACARAN = ZINA

bagaimana pandngan islam tentang "PACARAN" yang  menimbulkan "ZINA"

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw. Sabdanya : “Nasib anak Adam mengenai zina telah ditetapkan. Tidak mustahil dia pernah melakukannya. Dua mata, zinanya memandang. Dua telinga, zinanya mendengar. Lidah, zinanya berkata. Tangan zinanya memegang. Kaki, zinanya melangkah. Hati, zinanya ingin dan rindu, sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.” (Hadis Shahih Muslim No. 2282)
Jika kita melihat dari Hadis Shahih Muslim tersebut, sudah jelas-jelas bahwa Pacaran itu termasuk Zina!
Zina Mata = Memandang
Zina Telinga = Mendengar
Zina Lidah = Berkata
Zina Tangan = Memegang
Zina Kaki = Melangkah
Zina Hati = Ingin dan Rindu
Memang ini semua masuk dalam kategori Zina kecil. Tapi ini semua menjadi pintu untuk melakukan Zina besar (ML/Making Love), seperti dijelaskan pada akhir hadis yang berbunyi “…sedangkan faraj (kemaluan) hanya mengikuti dan tidak mengikuti.”
Kenapa? Karena tidaklah mungkin orang akan berzina besar, jika zina kecil ini tidak dilakukan terlebih dahulu. Dan bisa kita saksikan sendiri, sudah banyak poling yang menyatakan bahwa lebih dari 50% remaja yang yang pacaran sudah pernah melakukan ML. Jadi meskipun zina kecil, hal ini juga tetap haram hukumnya.
Hukum Zina
Al-Imam Ahmad berkata: “Aku tidak mengetahui sebuah dosa -setelah dosa membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina.”
Dan Allah menegaskan pengharamannya dalam firmanNya:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali? dengan (alasan) yang? benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan adzab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina kecuali orang-orang yang bertaubat …” (Al-Furqan: 68-70).
Dalam ayat tersebut, Allah menggandengkan zina dengan syirik dan membunuh jiwa, dan vonis hukumannya adalah kekal dalam adzab berat yang berlipat ganda, selama pelakunya tidak menetralisir hal tersebut dengan cara bertaubat, beriman dan beramal shalih.
SOLUSI!
  Jadi kunci pertamanya adalah menjaga pandangan, menjaga lisan, menjaga langkah, serta menjaga pikiran. Namun, jika anda tidak berhasil, maka solusi satu-satunya adalah menikah.
Pacaran, sebagian menganggap ini adalah hal wajar untuk mengenal lebih dekat sebelum melangsungkan pernikahan. Pacaran bukanlah jaminan langgengnya suatu hubungan berumah tangga. Contoh nyatanya bisa anda lihat pada pasangan-pasangan selebriti kita. Banyak sekali dari mereka yang cerai, walaupun sebelum menikah mereka berpacaran dahulu dalam waktu yang cukup lama. Maka, solusi yang benar adalah ta´aruf.

PACARAN Menurut ISLAM

 
      Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?
Memiliki rasa cinta adalah fitrah
     Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.
Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.
Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.
Pacaran dalam perspektif islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, dimana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.