Sejarah Singkat Farmakognosi
Ilustrasi Simplisia (Foto : id.wikipidia.org) |
Sesuai
tema maka tulisan ini saya dedikasikan untuk saudara saya yang sangat displin
dalam menuntut ilmu di Sekolah Menengah Farmasi Nasional Surakarta, yang
bernama Dwi Novia. Tidak dipungkiri bahwa buku-bukunya yang setumpuk itu
“diwariskan” kepada saya, bukan buku novel yang menarik ataupun buku diktat
tebal, melainkan buku yang setiap judulnya bertuliskan Farmakognosi, dari Jilid
1 s.d jilid banyak.
Farmakognosi
asal kata Pharmakon berarti obat dan gnosis berarti ilmu
pengetahuan. Farmakognosi adalah pengetahuan mengenai obat. Definisi obat yakni
bahan atau paduan bahan-bahan diarahkan untuk penyembuhan penyakit, itu
definisi secara singkatnya. Istilah obat itu banyak dan bermacam-macam, ada
obat jadi, obat paten, obat baru dan obat tradisional.
Sejarah
awal mulanya ilmu Farmakognosi dilaporkan pertama kali di Assiria pada 2500
sebelum masehi. Penggunaan tanaman obat sudah dikembangkan hal itu dibuktikan
dari lempeng tanah liat yang memuat bahan kulit delima, opium, madu,
minyak-minyak yang tersimpan baik di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria. Di jaman Yunani kuno, Hippocrates taun 1446
sebelum masehi telah dikenal kayu manis, gentiana, gom arab dan lain-lain.
Seorang
ahli botani terkenal dari Swedia, Linnaeus di tahun 1737 menulis buku paling
bermanfaat sejagad didunia tumbuhan “Genera Plantarum” yang pada akhirnya
digunakan sebagai buku pedoman utama dari sistematika botani dan dirasakan
manfaat ilmunya sampai sekarang terutama oleh mahasiswa Biologi dan Ilmu
Pertanian.
hahaha .. pusing
BalasHapus